Saturday, July 10, 2010


Kali ini . Aku pastikan keliling aku sunyi . Tak rasa susah memikir setia percaya itu ini . Paling percaya, paling setia itu adalah diri sendiri . Mendayung di pinggir pulau, terjumpa anak duyung . Naik ke kampung, katanya mimpi siang ketika mendayung .

Bila bait-bait dibaca nada tidak berima . Bila suara dicerna lain dari makna . Lebih baik melontar kerikil di bibir pantai, biar aku seorang saja nikmati lantunan yang santai .

Hidup untuk orang lain . Ya! Tapi, hidup dulu untuk sendiri punya kain . Energi itu hasil dari sinergi . Air kadang-kadang tak memadamkan api . Bukan semua sinergi terasa kuat energi .

Bulan dah angkat tangan, katanya pada mentari "aku mahu menyendiri" . Kalau pungguk di bumi tertangis rindu-rinduan, katakan "biar berlalu nanti sepurnama dua".

Bulan tak pernah bercahaya, kerana itu mentari punya cahaya . Ya! Dan kalau sinar itu melimpah di wajah malam, masih benar kalau nak kata itu bulan punya cahaya . Tapi, drama dunia lain pula cerita .

Dari gaduh kau aku dan pancaindera, baik biar keliling sunyi . Pijak bumi dan berdiri . Terus terbang tinggi .

Aku suka pohon tua di pinggir danau . Nanti, bila ada pengembara merantau di hutan, berteduh dia sebentar di rimbunan. Bila sudah keluar, bukan teduhan yang jadi bualan, tapi pasal puteri bunian . Oh, itu aku sudah biasa .

Pohon tua, danau dan bulan tetap bersendirian . Kau puja lah ia, dan kau terus memuja bukan dari hati. Apatah lagi tak betah kau zahiri .

Kalau sudah bawa pulang sejambak mawar dari gurun sahara, itu baru kau percaya . Sedang kau sudah arif kataku itu sementelahan dahulu . Percayalah, sampai bila-bila pun kau takkan percaya aku .

Sebab itu aku katakan kau tidak membantu . Tidak cukup hanya retorik " janji aku, belakang kau ada aku" .

Ha ha ha . Astaghfirullah al-azim

at 2:48 AM
Categories: Labels:

 

0 comments:

 
>