"Kauman itu kecil
tak mungkin menampung pemikiran kyai
Dibutuhkan tempat yang lebih besar
dan luas dari Kauman"
Sang Pencerah (2010)
. . .
Tiada siapa yang salah, mungkin sekilas lalu saja di hati mempersoalkan salah . Dah! Kurang sekilas dan aku kilaskan mati di rongga muhasabah
Kerana ianya, hanya aku . Hanya aku sendiri yang kerap longlai dan janggal
Janggal . Janggal bukan kerana diri yang tercipta janggal
Tapi, janggal . Setelah sesat tak berjumpa dukun yang membaca ajaib propesi magik!
Yang yakin seyakin Abu Bakar tentang propesi magik
Yang gemuruh segarang Umar tentang propesi magik
Yang betul-betul di sisi macam Ali akan propesi magik
Hanya aku . Yang tak berjumpa, atau tak perasan yang dah berjumpa . Aku yang terlepas rentak melewah
Terlupa menetap susun langkah . Tersalah membaca surah, terlepas genggam bara api yang merah
Terinjit-injit kaki terluka tersadung lemah, terbiar berkudis dibiar terdedah
Mungkin aku dah terlupa denai-denai aku . Dan, lebih daripada pasti, langkah aku sudah pun kaku
Janggal
Bebas terlepas dengan lamunan . Jari jemari terbuka, melepaskan genggaman .
Yang tak pasti, sekali juga bersalut yakin . Tak pasti akan jalan akhirnya . Yakin pula, demi untuk selamat
Pertimbangan sedetik . Saat kurang sedetik, ketika di hadapan marabahaya lebih besar
Lepas . Sehingga semakin laju merempuh udara, membiar lepas ke bumi . Tidak lagi terbang tinggi
. . .
Ataupun lumrah adiputra itu sememangnya akan terbangkit dari sunnah janggal?
Ya! Cuma, aku mungkin tidak dicalonkan untuk itu
0 comments:
Post a Comment